Bisnis.com, JAKARTA - Lokomotif legendaris E1060 atau yang dikenal sebagai Mak Itam kembali hadir di tengah masyarakat.
Lokomotif uap gerigi buatan Jerman itu membawa rombongan wisatawan, menandai langkah pelestarian sejarah perkeretaapian di Indonesia.
Meski lokomotif tersebut tidak dinyalakan dan hanya berfungsi secara simbolis, kehadirannya tetap mengundang decak kagum. Gerbong Mak Itam kali ini didorong dan ditarik oleh lokomotif diesel vintage BB 303, yang juga merupakan bagian dari sejarah panjang perkeretaapian Indonesia.
Penggunaan Mak Itam sebagai bagian dari perjalanan wisata ini merupakan upaya Pemerintah Kota Sawahlunto dan PT KAI untuk mengangkat kembali potensi wisata heritage di daerah tersebut.
Meskipun belum bisa beroperasi secara mandiri karena keterbatasan teknis, Mak Itam tetap menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin merasakan atmosfer zaman kolonial di jalur kereta api Sawahlunto.
Mak Itam sendiri merupakan satu-satunya lokomotif uap bergerigi di Indonesia yang dulu digunakan untuk mengangkut batu bara dari tambang Ombilin menuju Pelabuhan Teluk Bayur. Kini, ia menjadi simbol kebangkitan sejarah dan harapan akan pelestarian budaya transportasi Indonesia.
Kehadiran Mak Itam hari ini bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan juga pengingat akan pentingnya menjaga dan merawat warisan bangsa.