Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Karet Nasional Alami Penurunan

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan produksi karet nasional pada 2023 sebesar 2,65 juta ton mengalami penurunan dibanding dengan 2022 sebesar 3,14 juta ton.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan produksi karet nasional pada 2023 sebesar 2,65 juta ton mengalami penurunan dibanding dengan 2022 sebesar 3,14 juta ton yang disebabkan tanaman yang sudah tua dan atau rusak, konversi tanaman karet, serangan penyakit gugur daun, kurangnya tenaga kerja penyadap dan tekanan Uni Eropa terkait produksi komoditas yang merusak hutan.

Produksi Karet Nasional Alami Penurunan
Pekerja mengumpulkan hasil sadapan getah karet di PTPN VIII Cibungur, Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (6/7/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan produksi karet nasional pada tahun 2023 sebesar 2,65 juta ton mengalami penurunan dibanding tahun 2022 sebesar 3,14 juta ton yang disebabkan tanaman yang sudah tua dan atau rusak, konversi tanaman karet, serangan penyakit gugur daun, kurangnya tenaga kerja penyadap dan tekanan Uni Eropa terkait produksi komoditas yang merusak hutan. ANTARA FOTO/Henry Purba
1 / 3
Produksi Karet Nasional Alami Penurunan
Pekerja menyadap getah karet di PTPN VIII Cibungur, Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (6/7/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan produksi karet nasional pada tahun 2023 sebesar 2,65 juta ton mengalami penurunan dibanding tahun 2022 sebesar 3,14 juta ton yang disebabkan tanaman yang sudah tua dan atau rusak, konversi tanaman karet, serangan penyakit gugur daun, kurangnya tenaga kerja penyadap dan tekanan Uni Eropa terkait produksi komoditas yang merusak hutan. ANTARA FOTO/Henry Purba
2 / 3
Produksi Karet Nasional Alami Penurunan
Pekerja menyadap getah karet di PTPN VIII Cibungur, Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (6/7/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan produksi karet nasional pada tahun 2023 sebesar 2,65 juta ton mengalami penurunan dibanding tahun 2022 sebesar 3,14 juta ton yang disebabkan tanaman yang sudah tua dan atau rusak, konversi tanaman karet, serangan penyakit gugur daun, kurangnya tenaga kerja penyadap dan tekanan Uni Eropa terkait produksi komoditas yang merusak hutan. ANTARA FOTO/Henry Purba
3 / 3

Penulis : Abdullah Azzam

Foto Lainnya

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Berita Terkini lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro