Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan perusahaan Realestat Indonesia (REI) mengungkapkan pihaknya akan fokus konsolidasi untuk mempertahankan dan mendorong pemulihan pasar properti sepanjang 2023. Sekretaris Jenderal Realestat Indonesia (REI), Hari Ganie, mengatakan kondisi di 2022 dan 2023 masih terbilang berat.
Di tahun ini, pasar properti kembali diterjang proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi jelang tahun politik. "Tahun ini apalagi disebutkan akan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi, akan mulai ada pergerakan pemilu, jadi itu tantangan masih berat. Daya beli nanti akan terpengaruh tentunya, belum lagi masalah regulasi yang masih perlu kami selesaikan pasca UU Cipta Kerja," kata Hari kepada Bisnis, Senin (9/1/2023).
Adapun, beberapa tahun ke belakang ini, pengembang kesulitan dengan aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja (UUCK). Salah satunya yaitu terkait peralihan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Perizinan Bangunan Gedung (PBG).