Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potret Pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)

Tantangan bidang pendidikan di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yaitu tidak meratanya pembangunan infrastruktur, sarana prasarana yang tidak memadai.

Bisnis.com, JAKARTA - Tantangan bidang pendidikan di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yaitu tidak meratanya pembangunan infrastruktur, sarana prasarana yang tidak memadai, minimnya jumlah guru, kurangnya kesadaran masyarakat dan rendahnya mutu pendidikan yang berdampak pada kasus putus sekolah khususnya saat akan memasuki jenjang SMP.

Potret Pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)
Sejumlah anak berangkat ke sekolah di Desa Tawabi, Kecamatan Bacan Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa(28/5/2024). Tantangan bidang pendidikan di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yaitu tidak meratanya pembangunan infrastruktur, sarana prasarana yang tidak memadai, minimnya jumlah guru, kurangnya kesadaran masyarakat dan rendahnya mutu pendidikan yang berdampak pada kasus putus sekolah khususnya saat akan memasuki jenjang SMP. ANTARA FOTO/Andri Saputra
1 / 3
Potret Pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)
Sejumlah anak berangkat ke sekolah di Desa Tawabi, Kecamatan Bacan Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa(28/5/2024). Tantangan bidang pendidikan di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yaitu tidak meratanya pembangunan infrastruktur, sarana prasarana yang tidak memadai, minimnya jumlah guru, kurangnya kesadaran masyarakat dan rendahnya mutu pendidikan yang berdampak pada kasus putus sekolah khususnya saat akan memasuki jenjang SMP. ANTARA FOTO/Andri Saputra
2 / 3
Potret Pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)
Sejumlah anak berangkat ke sekolah di Desa Tawabi, Kecamatan Bacan Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa(28/5/2024). Tantangan bidang pendidikan di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yaitu tidak meratanya pembangunan infrastruktur, sarana prasarana yang tidak memadai, minimnya jumlah guru, kurangnya kesadaran masyarakat dan rendahnya mutu pendidikan yang berdampak pada kasus putus sekolah khususnya saat akan memasuki jenjang SMP. ANTARA FOTO/Andri Saputra
3 / 3

Penulis : Abdullah Azzam

Foto Lainnya

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Berita Terkini lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro