Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Hibank Indonesia (hibank), anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI), resmi meluncurkan aplikasi mobile banking terbaru, hi by hibank, yang dirancang sebagai solusi digital terintegrasi bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna mempermudah transaksi keuangan serta mendorong pertumbuhan bisnis mereka.
Aplikasi hi by hibank hadir dengan berbagai fitur utama yang membantu pelaku UMKM dalam perencanaan, pengelolaan, pencatatan, pembiayaan, dan pengembangan usaha. Terobosan ini memungkinkan para pelaku usaha UMKM naik kelas dengan berbagai kemudahan digital yang ditawarkan dalam satu genggaman. Direktur Utama hibank Jenny Wiriyanto mengatakan, kehadiran aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah UMKM dalam mengelola keuangan mereka serta membuka akses lebih luas terhadap peluang bisnis mereka.
Untuk meningkatkan literasi keuangan pelaku UMKM, hibank menghadirkan fitur hi-literasi, sebuah program edukasi digital mengenai keuangan, investasi, dan pengelolaan bisnis. Selain itu, terdapat fitur hi-chat yang memungkinkan pelaku usaha berkonsultasi dengan relationship manager digital untuk merencanakan keuangan bisnis mereka.
Aplikasi ini juga menyediakan fitur hi-tung guna membantu perencanaan keuangan melalui kantong digital, hi-goal, dan hi-deposito. Sementara itu, fitur hi-pos memungkinkan pencatatan transaksi harian yang dapat dianalisis untuk mendukung keputusan bisnis dan akses pembiayaan digital. Dalam hal pendanaan, hi by hibank menghadirkan layanan hi-bijak dan hi-talang, yaitu pinjaman berbasis ekosistem digital dengan pendekatan rantai pasok. Pelaku usaha juga dapat memanfaatkan fitur hi-UMKM untuk meningkatkan operasional dan promosi bisnis mereka melalui integrasi dengan media sosial.
Adapun hibank terus menunjukkan pertumbuhan positif dengan pendekatan berbasis komunitas. Pada 2024, hibank mencatat total aset sebesar Rp17,8 triliun atau tumbuh 22% secara Year on Year (YoY), sementara pinjaman meningkat 75% YoY menjadi Rp10,5 triliun dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga di level 0,8%. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 33% YoY menjadi Rp12,6 triliun.