Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Jadi Gundul

Areal perladangan ilegal dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan latar belakang Gunung Kerinci terlihat dari Desa Kebun Baru, Kerinci, Jambi.Pihak TNKS menyebutkan, luas tutupan hutan di perbukitan sekitar kaki gunung berapi aktif tertinggi (3805 mdpl) di Indonesia dalam kawasan lindung TNKS tersebut terus berkurang setiap tahunnya akibat maraknya pembalakan liar dan aktivitas perladangan ilegal.
Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Jadi Gundul
2 Foto
Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Jadi Gundul
2 Foto
Areal perladangan ilegal dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan latar belakang Gunung Kerinci terlihat dari Desa Kebun Baru, Kerinci, Jambi.Pihak TNKS menyebutkan, luas tutupan hutan di perbukitan sekitar kaki gunung berapi aktif tertinggi (3805 mdpl) di Indonesia dalam kawasan lindung TNKS tersebut terus berkurang setiap tahunnya akibat maraknya pembalakan liar dan aktivitas perladangan ilegal.
Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Jadi Gundul
Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Jadi Gundul

Bisnis.com, JAKARTA - Areal perladangan ilegal dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan latar belakang Gunung Kerinci terlihat dari Desa Kebun Baru, Kerinci, Jambi.

Pihak TNKS menyebutkan, luas tutupan hutan di perbukitan sekitar kaki gunung berapi aktif tertinggi (3805 mdpl) di Indonesia dalam kawasan lindung TNKS tersebut terus berkurang setiap tahunnya akibat maraknya pembalakan liar dan aktivitas perladangan ilegal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Abdullah Azzam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Foto Lainnya

Berita Terkini lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro