Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Jaga Tingkat Inflasi 2025 Kisaran 2,5 Persen

Indonesia akan menghadapi risiko ketidakpastian a.l. volatilitas harga komoditas, tingkat suku bunga acuan The Fed, perubahan iklim dan kebijakan Presiden Trump
Pemerintah Jaga Tingkat Inflasi 2025 Kisaran 2,5 Persen
3 Foto
Pemerintah Jaga Tingkat Inflasi 2025 Kisaran 2,5 Persen
3 Foto
Pemerintah Jaga Tingkat Inflasi 2025 Kisaran 2,5 Persen
3 Foto
Indonesia akan menghadapi risiko ketidakpastian a.l. volatilitas harga komoditas, tingkat suku bunga acuan The Fed, perubahan iklim dan kebijakan Presiden Trump
Pemerintah Jaga Tingkat Inflasi 2025 Kisaran 2,5 Persen
Pemerintah Jaga Tingkat Inflasi 2025 Kisaran 2,5 Persen
Pemerintah Jaga Tingkat Inflasi 2025 Kisaran 2,5 Persen

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah sepakat untuk menjaga tingkat inflasi 2025 di kisaran 2,5% plus minus 1% untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menjadi salah satu hasil kesepakatan dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) 2025. Untuk diketahui, inflasi Indonesia 2024 tercatat sebesar 1,57% secara tahunan (year on year/yoy).

Target inflasi ini didasarkan pada beragam faktor yang berpotensi memengaruhi perkembangan ekonomi ke depan. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan Indonesia bakal dihadapkan pada sejumlah risiko ketidakpastian seperti volatilitas harga komoditas yang masih berlanjut, tingkat suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) yang masih cukup tinggi, perubahan iklim, hingga kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump yang masih belum pasti.

Selain penetapan target inflasi 2025, jajaran kementerian/lembaga yang tergabung ke dalam TPIP juga sepakat untuk menjaga inflasi komponen bergejolak atau volatile food (VF) pada kisaran 3,0%-5,0%. Selain itu, TPIP juga memperkuat koordinasi pusat dan daerah dengan menetapkan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025-2027 yang mengarahkan pada beberapa upaya, di antaranya pertama memastikan keterjangkauan harga komoditas pangan dan tarif angkutan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang dalam waktu dekat adalah Idul Fitri. Kedua, meningkatkan produktivitas pangan guna menjaga ketersediaan pasokan antarwaktu dan antarwilayah. Ketiga, menjaga kelancaran distribusi pangan antarwilayah terutama wilayah surplu smenuju wilayah defisit. Keempat, memperkuat ketersediaan dan keandalan data pangan. Kelima, memperkuat sinergi komunikasi untuk mengelola ekspektasi inflasi masyarakat.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Foto Lainnya

Berita Terkini lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro